Sewon, Hingga saat ini sebagian besar masyarakat belum memahami istilah yang disebut stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Selain itu stunting dapat mempengaruhi pada kemampuan emosional, sosial dan fisik yang siap saat belajar
Juga masih terjadi pandangan masyarakat kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah.
Upaya pencegahan Stunting melalui program kerjasama antara BKKBN dan Kementerian Agama telah di launching beberapa waktu lalu. Peran Kemenag melalui KUA dengan edukasi melalui bimbingan perkawinan. Selain itu, KUA dapat berkolaborasi dengan stakeholder yang ada di wilayahnya.
Kepala KUA Sewon H. Mustafied Amna, S.Ag., M.H menjadi narasumber pada kegiatan pembinaan pencegahan stunting bagi kader stunting dusun, KPM dan Kordinator KPM Desa, Lurah dan Pendamping Desa se-Kalurahan Bangunharjo pada hari Kamis (9/2).
Peran pilar sosial dan kader yang ada di masyarakat diharapkan dapat turut serta mensosialisasikan pentingnya pencegahan stunting, dengan keterlibatan berbagai pihak diharapkan angka stunting di wilayah Sewon bisa di tekan.
Kegiatan dihadiri oleh Nur Hidayat, M.SI Lurah Kalurahan Bangunharjo, Rahmadi S.T Kamituwo Kalurahan Bangunharjo, Saiful Jarot dari KPM dan kader dusun se-Bangunharjo.
